Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Salam sejahtera bagi kita semua dan salam semangat 45
Apa kabar kalian semua, perkenalkan saya Andi Supriyanto dari prodi Pend. TIK UNJ angkatan 2017. Saya disini akan sedikit menceritakan kisah seorang tokoh pahlawan kemerdekaan yang berasal dari Aceh. Nah, kebetulan sekali tiga hari yang lalu adalah HUT Kemerdekaan ke-72 negara kita yang tercinta ini. Masih terasa rasa semangat 45 ini sampai detik ini, untuk itu saya akan sedikit mengulas kembali tentang salah seorang tokoh pejuang. Baiklah langsung saja cekidot.
Para pahlawan di Indonesia tidaklah hanya oleh para pejuang laki-laki saja, tetapi banyak juga para tokoh pejuang dari kalangan wanita salah satunya ialah Cut Nyak Dhien. Beliau sangat berjasa bagi Indonesia ini, terutama bagi penduduk Aceh. Ia terkenal dengan kegigihannya melawan Belanda, ia terus berjuang agar tanah kelahirannya tidak di kuasai oleh kaum kafir Belanda. Inilah misi perjuangannya yang didasari dengan semangat jihad karena pemahamannya tentang agama sedari kecil sangatlah kuat.
Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar, wilayah VI Mukim pada tahun 1848. Sejak kecil ia memperoleh pendidikan yang bagus pada bidang agama oleh orangtuanya maupun guru agamanya. Karena pengaruh pendidikan agama yang amat kuat itulah, juga didukung suasana lingkungannya, beliau memiliki sifat tabah, teguh pendirian dan tawakal.
Cut Nyak Dhien dinikahkan oleh orangtuanya pada usia belia dengan Teuku Ibrahim Lamnga putra dari uleebalang Lam Nga XIII. Kehidupan rumah tangganya berjalan dengan baik dan ia pun mampu mengurus rumah tangganya walaupun berusia muda, dan iapun dikaruniai seorang anak laki-laki. Hingga akhirnya suaminya tewas dalam misi perlawanan terhadap Belanda, hal ini membuat Cut Nyak Dhien sangat sedih dan marah juga ia bertekad untuk menghancurkan Belanda.
Dua tahun setelah kematian suaminya Cut Nyak Dhien menikah lagi dengan Teuku Umar. Awalnya ia menolak karena Teuku Umar ini tidak mengizinkannya untuk ikut berperang, namun setelah dibolehkannya ikut berperang bersama-sama maka akhirnya Cut Nyak Dhien menerima Teuku Umar sebagai suaminya.
Kemudian akhirnya mereka sama-sama ikut berperang melawan Belanda dan membuat taktik gerilya dengan dikobarkan semangat fiisabilillah. Kemudian suaminya berpura-pura ikut berpihak dengan Belanda, dengan tujuan untuk mengetahui semua taktik Belanda. Namun pada akhirnya Teuku Umar gugur tertembak oleh Belanda. Perjuangan Cut Nyak Dhien terus berlanjut hingga menutup usianya Karena usianya yang sudah tua.
Itulah ringkas cerita sejarah pahlawan kita yang bernama Cut Nyak Dhien, saya terinspirasi dari beliau karena kegigihannya dalam melawan Belanda dengan semangat fiisabilillahnya Karena ketaatannya pada agama. Hal ini membuat saya menjadi tergugah semangat saya, terlebih lagi dalam mendalami agama saya. Mungkin inilah salah satu hikmah yang bisa ambil dari beliau yaitu mempunyai ketakwaan yang tinggi. Itulah mengapa saya terinspirasi oleh tokoh pejuang wanita dari Aceh yaitu Cut Nyak Dhien.
Demikian lah singkat cerita tentang salah seorang tokoh pejuang kemerdekaan yang bisa saya paparkan. Kurang lebihnya mohon maaf
Wassalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh
0 komentar:
Posting Komentar